Saya sempat terkejut, ketika ingin membuat produk celemek dengan ilustrasi karya saya ternyata saya bisa menggunakan kain blacu. Harganya yang relatif murah namun memiliki daya tahan cukup tinggi menjadi pertimbangan tersendiri ketika saya memilih kain blacu sebagai bahan untuk membuat celemek.
Tidak hanya itu, saya juga kerap menemukan taplak, gorden hingga wadah tisu menggunakan kain blacu. Ternyata kain blacu memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Sebetulnya apa sih kain blacu itu? Apa kelebihan kain blacu untuk membuat celemek dapur? Yuk baca selanjutnya
Kain Blacu Adalah
Dikutip dari Wikipedia, Kain blacu atau sering disebut juga kain belacu, adalah kain silang polos yang diproduksi dari katun yang belum diputihkan dan seringkali belum selesai diproses, memiliki tekstur kasar dan warna yang agak kekuningan.
Kain blacu dianggap sebagai kain dengan kualitas paling rendah namun dapat digunakan sebagai kain dasar untuk latihan menjahit dan atau sebagai kain dasar membuat produk aksesoris.
Sejarah Kain Blacu, Berasal dari India
Menelusuri sejarah dan asal usul kain blacu tidaklah mudah. Karena sedikit sekali catatan historis terkait kain blacu yang ditemukan pada manuscript.
Namun, menurut Gabrielle Davenport yang ditulis sebuah artikel bertajuk What Is Calico? Take a Look at the History of the Fabric : The humble textile has influenced the course of human history.di situs https://www.house beautiful.com pada Agustus 2020, menyatakan bahwa kain blacu mengarah pada jenis kain yang disebut calico, yang merupakan kain katun 100% yang belum diputihkan atau diwarnai.
Asal Usul Kain Blacu
Kain calico disinyalir sudah ada sejak abad ke 11 berasal dari negara bagian Kerala di India barat daya, tempat dimana kain calico sudah diproduksi selama berabad-abad sebelum pedagang Eropa pertama kali menemukannya. Pada zaman dahulu, calico kerap digunakan seniman pada abad ke 12 untuk dijadikan kanvas yang murah dan tahan lama.
Tak heran jika kain blacu sering disebut juga kain calicut karena mengacu pada kata 'Calicut,' nama Inggris untuk kota Kozhikode atau Kerala saat ini.
Bukti terkait hal ini tercantum dalam novel yang ditulis oleh penulis lokal bernama Hemchandra pada abad ke-12 yang ia menyebut calico atau Caliyan (nama lokal lain untuk kain ini).
Pada mulanya calico diproduksi dengan warna putih pudar, tekstur kasar serat kapas. Beberapa abad kemudian, Rajasthan, Gujrat, dan daerah sekitarnya lainnya menjadi pusat pencetakan kain blacu.
Awalnya, kain calicut diekspor ke Afrika utara lalu masuk daratan Eropa dan semakin terkenal pada ke-16 lantas memicu reaksi berantai perdagangan global melalui perusahaan India Timur yang secara resmi mulai mengimpornya pada tahun 1631. Pada tahun 1680, minyak ini digunakan secara luas di Perancis, Belanda, dan Inggris.
Masuknya kain blacu ke Indonesia, tak lepas dari kepentingan perdagangan perusahaan Hindia Timur Inggris yang menguasai perdagangan selama lebih dari 350 tahun di kawasan Asia, dimana negara asia tenggara menjadi target “produksi” dengan membuat perkebunan kapas dan mengekspor hasil tenun kain blacu ke Eropa.
Pada masa kolonial Belanda, kain blacu kerap digunakan untuk keperluan industri dan militer, seperti untuk bahan pembuatan karung atau pelindung barang.
Namun, referensi lain menyatakan bahwa sejarawan Yunani Herodotus pernah menyebut kapas India pada tahun 445 SM dan bahkan Arrian dari Nikomedia membahas kain India pada abad ke-2 Masehi.
Kain Blacu, Sempat Tenar di Hollywood
Selama proses menelusuri sejarah kain blacu, saya juga menemukan fakta menarik dimana kain blacu sempat menjadi kain paling populer di Hollywood dan muncul sebagai icon fashion dalam beberapa film.
Salah satunya adalah film kesukaan saya sepanjang masa, yaitu Little House on the Prairie dimana para pemain mengenakan dress atau shirt dan skirt berbahan dasar kain blacu yang diberikan motif. Seperti Melissa Gilbert yang kerap mengenakan gaun blacu dan celemek kain blacu.
Apakah Kain Blacu Cocok Digunakan Untuk Membuat Celemek Dapur?
Jawabannya adalah Ya! Mengapa? Karena Kain blacu memiliki karakteristik yang mudah menyerap keringat sehingga sangat cocok digunakan untuk membuat celemek dapur, memiliki daya tahan tinggi dan tidak mudah sobek, lebih ramah lingkungan, tidak Menyebabkan Iritasi kulit dan yang terpenting adalah mudah dibersihkan serta tahan kotoran.
Kelebihan dan Kekurangan Kain Blacu Untuk Celemek Dapur
![]() |
Tekstur Kain Blacu |
Meski demikian, tentunya kita mengetahui dong apa saja kelebihan dan kekurangan kain blacu jika digunakan sebagai material membuat celemek. Terlebih bagi mom yang tertarik untuk memasarkan produk celemek dapur atau sebagai souvenir bisnis kuliner yang mom jalani.
Kelebihan Kain Blacu Untuk Membuat Celemek Dapur
- Harga relatif murah
- Kain ramah lingkungan sehingga
- Aman digunakan karena tidak menyebabkan iritasi kulit
- Kuat dan Tahan Lama
- Mudah untuk di cat atau di bordir karena teksturnya yang relatif datar dan mudah menyerap tinta atau cat
- Tidak mudah luntur
- Mudah dibersihkan
- Dapat didaur ulang karena terbuat dari serat alami
Kekurangan Kain Blacu Untuk Membuat Celemek Dapur
- Akan mengalami penyusutan hingga 10% pada pencucian pertama dan 3% pada pencucian berikutnya
- Mudah kusut sehingga membutuhkan waktu untuk lebih untuk merapikan
- Tekstur kasar sehingga kurang nyaman jika digunakan untuk membuat pakaian
- Hanya tersedia satu warna saja yaitu warna dasar putih kekuning - kuningan
- Tidak elastis
- Rentan terhadap jamur jika tidak disimpan dengan baik atau dalam kondisi lembab
![]() |
Inspirasi desain celemek kain blacu (sumber pinterest) |
Kesimpulan
Berangkat dari India hingga ke pelosok dunia, kain blacu menjadi kain yang memiliki banyak penggemar, termasuk saya. Karakteristiknya yang bagi saya unik karena bertekstur kasar namun cukup kuat dan tahan lama dengan motif kain alami mirip linen sangat tepat dijadikan bahan untuk membuat celemek dapur.
Mom dapat membuat celemek dapur menggunakan bahan kain blacu juga loh. Bahannya relatif murah dan mudah didapatkan. Mom dapat berkreasi membuat celemek kain blacu polos, bordir atau print. Menarik bukan?
Referensi :
https://www.housebeautiful.com/design-inspiration/a33823024/what-is-calico/
https://id.wikipedia.org/wiki/Belacu#:~:text=Kain%20belacu%20(ejaan%20lain%20blacu,dan%20warna%20yang%20agak%20kekuningan.
https://gaatha.com/calico/
https://www.vogue.com/article/little-house-on-the-prairie-fashion-shop-look
https://www.theguardian.com/books/2012/dec/28/little-house-books-feminist-classics
https://en.wikipedia.org/wiki/Hemachandra
Melissa Gilbert as Laura in the 1975 TV adaptation of Wilder's books. Photograph: Ted Shepherd/NBC Universal
L0011294 Calico printing, Credit: Wellcome Library, London. Wellcome Images
Life paintings of Wetter Brothers’ calico factory, France, 1764. Images via Gianni Dagli Orti/Shutterstock, Gianni Dagli Orti/Shutterstock, and Gianni Dagli Orti/Shutterstock.
Posting Komentar